Kamis, 05 Desember 2013

History BKC (Original)

 Selayang pandang BKC. Nun jauh dari keramaian. Ditempat yg begitu sepi. Dipantai lampei pesisir laut labuan, gugusan selat sunda. Tak jauh darii gunung Krakatau dan Palung Sunda. Ditempat itulah awal mula cerita lahirnya BKC, juga berawal dari derita di Rangkas Bitung.
   Diusia 11 tahun, alhamdulillah Kang Iwa telah menerima karunia Illahi yg tiada ternilai, yaitu tuntunan ajaran Jalaksana. Namun kehendak Tuhan, diatas segala-galanya dan tiada yg tidak mungkin bagi kehendaknya. 11 tahun kemudian, tepatnya dijantung kota Bandung, diusia 22 tahun, Panji BKC berkibar.
   BKC adalah singkatan dari Bandung Karate Club dan Bina Ksatrya Cita pada pengertian yg sebenarnya. Didirikan di Bandung pada tanggal 16-Juni-1966. Namun sejak tahun 1963, Kang Iwa telah merintis pendiriannya dgn nama Bandung Karate School For Self-Defense. Gedung Mardisantosa yg terletak di Jl. Sunda No. 2 merupakan tempat pertama lahirnya BKC. Tercatat sbg anggota angkatan pertama adalah terdiri dari siswa-siswa sekolah Guru pendidikan Jasmani, SMA Negeri 1 Jalan Radjiman. Sungguh teramat diyakini bahwa BKC ada dan berada dgn segala keberadaannya adalah benar-benar karena kasih Illahi melalui tuntunan ajaran Jalaksana.
   Sejak berdirinya ditahun 1966, BKC telah menata aturan-aturan perguruan baik dalam menyusun aktivitas latihan, ujian kenaikan tingkat, latihan alam, maupun pertandingan-pertandingan intern. Tercatat latihan alam pertama diadakan diperbukitan sekitar Pondok BKC sekarang, latihan pantai pertama diPelabuhan Ratu, kejuaraan Karate pertama di Lapangan Dinas Pekerjaan Umum Jalan Martadinata. Dan tercatat BKC Tasikmalaya adalah cabang yg pertama.
   Selepas peringatan Ulang Tahun BKC yg ke-6, Juni 1972, terjadi kemelut dalam tubuh BKC, tepatnya pada bulan Juli 1972, 7 oorang senior BKC berdalih mengundurkan diri. Namun ternyata mereka berniat buruk. BKC dikota Bandung menjadi porak-poranda. Dan akhirnya Kang Iwa terbuang ke Tasikmalaya.
   Tuhan Maha Kasih sebab BKC berdiri bersumberkan pada ajaran Jalaksana maka BKC tetap utuh dan terjaga.
   BKC tetap utuh dan terjaga. Sebelas kader muda BKC bertempat dikediaman Kang Awal Kusumah, Jl. Patrakmala No. 11, berikrar bahwa BKC harus tetap ada sekalipun berubah nama dgn semetara dgn nama Insi.
   Kembali kebenaran menyinari BKC. Pada musyawarah Lembaga Aliran Karate yg pertama diJakarta, atas jasa Ibu Yusuf dari perguruan Inkai, BKC diakui sbg Anggota Federasi Olahraga Karate Indonesia. Dan setelah itu BKC terus berjaya. Ke-7 org senior BKC yg berdalih mengundurkan diri adalah terdiri dari:
1. Edi Kos
2.Dodi Mulyadi
3.Dodi Hidayatulloh
4.Dedi Darmaji
5.Tedi Gunawan
6.Achmad Muhammad, dan
7.Achmad Drajat
Kemudian persekutuan ke-7 org senior BKC tadi, terpecah belah dan akhirnya mereka mendirikan perguruan sendiri-sendiri.
   BKC bagaikan sebuah sungai dari hulu yg kecil makin hilir makin besar, dan pasti ke muara juga sampainya. Juga BKC bagaikan Ikan Salmon hidup jauh ditengah lautan namun karena kudratnya harus bertelur dan beranak pinang jauh dipedalaman sungai sepertinya sudah diatur oleh Sang Illahi selalu dan selalu di BKC terdapat angka- angka kembar, ini merupakan bagian karunia Illahi yg patut selalu disyukuri oleh segenap warga BKC untuk mencapai kemulyaan dalam kehidupan.
   Modal utama kita segenap warga BKC adalah sesanti perguruan yg berbunyi sebagai berikut "sekecil-kecilnya perguruan BKC, masih ada yg dilihat, dan sebodoh-bodohnya warga BKC, masih ada yg bisa jadi contoh" selain itu seyogya segenap warga BKC senantiasa ingat akan makna Fatwa Utama Jalaksana yg berbunyi "sinar suci jalaksana akan menyinari setiap kehendak para penerusnya, selama kehendak itu bersumber dari jiwa dan fikiran yg bersih".
   Do'a dan pinta Kang Iwa "semoga dan semoga segenap warga BKC senantiasa ada dalam kasih Illahi begitu juga mereka-mereka yg telah membantu BKC untuk mencapai kemajuan... Amiiiinn

Rabu, 20 November 2013

Strategi untuk mengurangi gugup


E-mailPrintPDF
Setiap orang sering kali merasa sedikit gugup sebelum pertandingan besar atau acara olahraga. Namun, bagi mereka yang mengalami gejala gugup berat yang berhubungan dengan gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder atau SAD), kualitas kinerja motorik mereka akan sering terganggu.
Hubungan antara kecemasan dan kinerja motorik begitu kuat sehingga semua bidang psikologi  olahraga dikhususkan untuk membantu mental para atlet sebelum bertanding. Untungnya, kita dapat menggunakan beberapa strategi untuk membantu mengatasi kegelisahan di pertandingan dan mengelola kecemasan sebelum menjadi tidak terkendali.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi perasaan gugup sebelum bertanding adalah sebagai berikut :
1. Tetapkan Tujuan
Tujuan yang jelas membantu untuk mengukur keberhasilan – tetapi tujuan yang terlalu tinggi dapat membuat Anda kewalahan dan tidak yakin pada kemampuan Anda. Pilih tujuan yang dapat dicapai tetapi menantang, dan bila mungkin, memecah tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan serangkaian tujuan jangka pendek.
2. Teknik Relaksasi
Teknik relaksasi sangat membantu untuk mengurangi gejala fisik dari kecemasan seperti peningkatan denyut jantung, otot tegang dan pernapasan cepat dan dangkal. Teknik ini dapat digunakan setiap saat menjelang pertandingan atau kompetisi.
3. Mengembangkan Kepercayaan Diri
Hal ini dapat sulit untuk membayangkan menjadi percaya diri dalam kompetisi jika Anda biasanya runtuh di bawah tekanan. Namun, Anda dapat mengambil langkah nyata untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri. Fokus pada kesuksesan masa lalu bukan kegagalan.
4. Fokus pada hal yang dapat anda kontrol
Jika Anda menemukan diri Anda khawatir tentang siapa yang di kerumunan mengamati anda, atau bahwa pesaing lainnya lebih baik dari Anda – mengingatkan diri Anda bahwa ini adalah aspek kompetisi yang di luar kendali Anda. Apa yang dapat mengendalikan adalah penampilan Anda sendiri, seberapa baik anda siap menghadapi kompetisi atau pertandingan.
5. Berdo’a
Berdo’a adalah hal yang paling mudah untuk dilakukan dalam rangka mengurangi rasa gugup di pertandingan atau kompetisi. Serahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Esa mengenai hasil pertandingan, yang harus diyakini bahwa Tuhan selalu memberikan hasil yang terbaik bagi kita. Kalah atau menang dalam suatu pertandingan adalah hal yang biasa.
Sumber :  KKI ( Kushin Ryu "M" Karate-Do Indonesia) -Tri Sutrisno